Daun Bulan September

Daun yang kering karena kemarau dan panas menyengat.
Daun menjadi kering karena panas menyengat. (Dok. Pribadi)

Pada suatu hari di musim kemarau yang panas, seekor semut dan seekor lebah sedang berjalan-jalan di halaman sebuah rumah yang memiliki pepohonan. Saat itu, halaman sedang sangat kering. Pohon-pohon meranggas dan daun-daun berguguran. “Wah, halaman ini kering sekali. Daun-daunnya mulai kering,” kata semut.

“Iya, musim kemarau memang membuat halaman menjadi kering dan gersang,” kata lebah. Semut dan lebah pun berjalan terus. Tiba-tiba, mereka melihat sebuah tanaman yang sudah kering. Daun-daunnya berguguran dan berserakan di tanah. “Wah, tanaman itu sudah mati,” kata semut.

“Iya, tanaman itu pasti sudah tidak bisa bertahan hidup di musim kemarau yang kering ini,” sahut lebah. Semut dan lebah pun mendekati tanaman itu. Mereka melihat ada seekor ulat kecil yang sedang duduk di atas salah satu daun yang masih tersisa.

Demi melihat ulat itu, semut pun menyapa “Hai, ulat, kenapa kamu masih duduk di sini? Bukankah tanaman ini sudah mati?”

“Aku tidak bisa pergi. Sulit dan panas sekali untuk pergi. Aku tidak bisa berlari seperti kau, semut. Aku juga tidak bisa terbang seperti kau, lebah,” ujar ulat menjawab.

“Kalau begitu, bagaimana kamu bisa bertahan hidup di musim kemarau ini?” tanya semut.

“Aku akan berlindung di bawah daun ini, daun ini masih bisa menahan sedikit air,” ulat kembali menjawab. Semut dan lebah tertawa mendengar penjelasan ulat. “Apa yang lucu?” tanya ulat sembari memperlihatkan mimik serius dan bingung.

“Kamu,” kata semut. “Kamu pikir daun kering ini bisa menahan air?”

“Tentu saja bisa,” kata ulat. “Lihat, daun ini masih basah.”

Semut dan lebah pun mengamati daun itu. Memang, daun itu masih terlihat basah. Kali ini giliran semut dan lebah yang tampak kebingungan. Mereka berdua berpandangan.

“Bagaimana bisa?” tanya lebah. Karena sudah tidak bisa menahan rasa penasarnnya.

“Itu karena aku,” kata ulat. “Aku sudah pipis di daun ini.”

Cerita di atas tentu saja rekaan belaka. Karena melihat dedaunan di halaman yang sebagiannya mengering, namun sesaat terlihat basah akibat tersiram air. Mungkin daun-daun di bulan September ini juga masih menunggu, kapan datangnya hujan. Seperti juga kita.

Salam,

Mhd Wahyu NZ © mwahyunz.id

Dijual: Tanah luas di pusat Kota Banjarbaru
Dijual: Tanah luas di pusat Kota Banjarbaru

5 komentar untuk “Daun Bulan September”

Tinggalkan Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir Ke Atas