Stasiun radio itu namanya Mercuclan. Nama acaranya Musik Pengantar Istirahat, yang disiarkan secara rutin setiap siang hari. Potongan awal dari lagu Soldier of Fortune milik Deep Purple menjadi pengantar setiap kali acara akan dimulai. ♫ I have often told you stories about the way, I lived the life of a drifter, Waiting for the day…♫
Maka itulah acara yang selalu ditunggu untuk didengarkan setiap kali pulang dari sekolah. Melalui sebuah radio kecil yang ditenagai oleh baterai. Baterai yang jika sudah agak soak, berkurang powernya, kemudian dijemur di bawah terik matahari. Konon waktu itu adalah semacam cara untuk isi ulang baterai. Cara yang rupanya dilakukan di mana-mana.
Bersama acara yang disiarkan melalui gelombang AM itulah melewatkan siang. Sambil rebahan, sambil duduk. Tapi memang tidak pernah sambil mengerjakan PR yang biasanya terjadwal untuk dilakukan di malam hari. Penyiarnya laki-laki. Sudah lupa namanya. Tidak pernah sekalipun mendengar perempuan membawakan acara itu. Mungkin penyiarnya memang tidak pernah diganti.
Ada satu lagu yang selalu diingat dari jaman itu. Judulnya “Boulevard”, yang dinyanyikan oleh Dan Byrd. Tidak mengerti juga kenapa awalnya sehingga menyukai lagu itu. Hanya yang jelas, mungkin itu adalah lagu yang paling banyak kunyanyikan sambil gitaran. Atau sesekali sambil checksound bersama organ tunggal. Menyalurkan hobi menyumbangkan lagu. Mungkin Dan Byrd merasa kecewa, karena lagunya menjadi sumbang ketika kubawakan.
Pada tahun-tahun itu memang ada beberapa lagu yang disuka hingga saat ini, dan sesekali kembali didengarkan ulang. Caravan, Hello, Knife, Cherish, Stuck on You, Forever Young, adalah beberapa di antaranya. Bahkan dulu ada kaset yang berisi kompilasi lagu-lagu itu. Sampulnya berwarna cokelat. Bahkan lebih dari itu, cover atau sampul kaset itu berupa sebuah buku kecil berisi lirik lagu²nya.
Sehingga jika ada yang patut dipersalahkan kali ini kenapa jadi teringat itu semua, maka penyebabnya adalah Vanny Vabiola. Perempuan kelahiran Padang (3 Juli 1986) yang kerap membawakan ulang lagu-lagu lama melalui kanal YouTube-nya. Jika bukan karena lagu-lagu lama, mungkin tak akan pernah menyengajakan diri menengok kanal YouTube itu.
Rupanya Vanny juga membawakan Boulevard…
Hanya saja, ketika dulu merasa susah mengucapkan Boulevard, maka biasanya selalu menyebut itu lagu I don’t know why. Ai don no wai. Mungkin dulu rasanya lebih enteng di lidah. Padahal jumlah katanya lebih banyak. Jika kemudian ada bertanya kenapa pula hingga merasa susah mengucapkan boulevard, maka aku hanya bisa menjawab pendek, I don’t know why…
Iya, ai don no wai..
Sekarang banyak penyanyi muda yang bawakan lagu lawas. Cobalah dengar Mitty Zasia, menyanyikan Yogyakarta, Sesuatu di Jogja, juga Sebuah Kisah Klasik. Nyaman didengar oleh telinga tua..
Telinga tua? 😯 😆
Sudahpun coba mendengarkan Mitty, suaranya khas. Tapi Vivi membangkitkan kenangan 😀