Pipa distribusi PDAM Intan Banjar bocor

Kebocoran pipa air minum yang tak kunjung diperbaiki. Mungkin menunggu lebih parah.

PT. Air Minum Intan Banjar Lamban?

Pada tanggal 16 Maret 2024 pukul 14.37 Wita lalu telah menyampaikan laporan kepada PT. Air Minum Intan Banjar atau sebelumnya lebih dikenal sebagai PDAM Intan Banjar perihal adanya kebocoran pipa yang mendistribusikan atau menyalurkan air bersih kepada pelanggan. Direspons pada pukul 20.20 Wita, dengan informasi bahwa laporan diteruskan pada bagian terkait.

Hingga hari ini, saat tulisan ini dipublikasikan, permasalahan kebocoran pipa tersebut masih belum ditindaklanjuti. Entah apa yang menjadi penyebabnya. Hanya PT. Air Minum Banjar yang dapat memahami penyebab lambannya tindak lanjut tersebut. Terlalu remeh jika mengikutsertakan Tuhan untuk hal ini. Walaupun Tuhan juga pasti tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Tentu saja hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah PT. Air Minum Banjar lamban? Lamban itu ‘kan artinya tidak cekatan, tidak tangkas, atau pun lembam. Tapi juga tidak bisa langsung divonis bahwa PT. Air Minum Banjar memang lamban. Sebab itulah sekadar bertanya.

Selain itu, kita juga sampai saat ini tidak tahu bagaimana prosedur standar operasi (Standard Operating Procedure/SOP) yang dimiliki mereka dalam menangani permasalahan terkait. Siapa tahu, ternyata memang ada prosedur terkait waktu penanganan masalah teknis. Misalnya, untuk mengatasi permasalahan kebocoran pipa seperti ini, perlu waktu 1 (satu) bulan. Tapi ini sudah jelas tidak mungkin, karena sudah lewat dari satu bulan.

Satu hal yang pasti adalah, sebagai pribadi, tentu saja mengharapkan agar kebocoran ini diperbaiki sesegera mungkin. Mumpung masih kecil. Sayang sekali rasanya melihat air bersih terbuang sedemikian rupa. Ini mubazir namanya. Selain itu, berpotensi menimbulkan kerusakan aspal di dekatnya. Itu akan menjadi masalah baru dan lain lagi. Sayang sekali bukan? Celakalah bagi yang menjawab bukan.

Mungkin sebagai usaha tambahan, akan menyampaikan laporan kedua. Siapa tahu laporan pertama sebelumnya itu terlupakan. Namanya manusia, pemilik khilaf sejati, mungkin disebabkan saking banyaknya pekerjaan. Walau pun itu tidak dapat menjadi argumen yang layak disampaikan pihak yang berkewajiban, dus tidak dapat diterima. Tapi itu dapat menjadi dasar bagi orang lain untuk memaklumi secara pribadi, agar tenang dan tidak marah-marah.

Sementara ini, mau mencoba belajar memperbaiki mesin air terlebih dahulu. Untuk pertama kalinya. Jika berhasil ya alhamdulillah, jika gagal ya dapat dimaklumi, namanya juga belajar, karena tidak pernah sebelumnya.

Salam. Bahagialah selalu...

Mhd Wahyu NZ © mwahyunz.id

Tinggalkan Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas