Burung Belibis Goreng © mwahyunz.id

Belibis Bukan Beli Bis

Jika sudah melihat gambar di atas, tentu sudah bisa menduga bahwa catatan ini ada hubungannya dengan urusan makanan. Pun juga bisa diterka, bahwa dari bentuknya itu bukanlah ayam atau bebek. Ya, itu memang burung belibis yang sudah digoreng, jadinya Belibis Goreng.

Jika dirunut jauh ke belakang, maka pertama kali menikmati menu yang berbahan dari burung ini adalah saat masa kecil dulu sekali, khususnya saat berada di rumah kakek nenek. Karena kakek memiliki hobi berburu, dan salah satu hasil buruan yang sering beliau bawa pulang adalah burung dara. Jelas, burung dara yang tewas tertembak itu kemudian dijadikan santapan. Itu adalah ketika masih menjadi anak-anak penuh waktu.

Beranjak remaja, pilihan jenis burung untuk dikonsumsi mulai berbeda. Burung yang sering disantap tidak lagi burung dara, melainkan burung puyuh. Lebih besar dari burung dara. Bukan lagi sebagai hasil buruan kakek, karena beliau sudah tidak ada. Jadi pilihan yang dibuat memang lebih karena faktor ketersediaan.

Kemudian, hingga saat ini, jika perihal menu santapan burung, maka pilihan berubah lagi. Saat ini lebih menyukai burung belibis, lebih tepatnya lagi adalah burung belibis goreng. Jika cukup dekat, maka cukup digoreng biasa saja, atau yang paling jauh adalah burung belibisnya dibacem terlebih dahulu, baru setelah itu digoreng.

Persoalannya hanyalah di mana mendapatkannya. Entah kenapa sampai saat ini belum ada kesempatan juga mencari belibis goreng di Banjarbaru. Padahal menurut informasi yang diterima, sebenarnya juga ada di Banjarbaru, yang jika tidak salah ingat itu terdapat di daerah Kel. Palam atau mungkin Kel. Guntung Manggis. Persisnya di mana memang lupa. Setidaknya begitu yang dikatakan oleh salah seorang kawan.

Sebab itulah, saat ini jika ingin bersantap burung, khususnya belibis goreng, maka paling dekat harus ke Banjarmasin, sekitar 60 menit berkendara dari Banjarbaru. Itu pun kadang kalau sial, menu belibis tidak tersedia. Karena di tempat langganan di Banjarmasin itu memang tidak ada jaminan menu belibis selalu tersedia. Jika sudah begitu, maka opsinya terpaksa diganti.

Jika ingin yang pasti ada, dan selalu ada, maka mau tidak mau memang berkendara sangat jauh dengan jarak ±162 km dengan waktu tempuh lebih dari 4 jam, ke Amuntai. Seorang kawan yang asli HSU bercerita, bahwa sudah ada orang yang mencoba beternak belibis di sana, sehingga tidak lagi mengandalkan hasil berburu.

Namun lagi-lagi, untuk menikmati belibis goreng secara maksimal, diperlukan prasyarat lain. Perlu dilengkapi dengan sambal yang pas! Maka perihal ini menjadi persoalan selera pribadi. Sangat subyektif. Bahkan bisa jadi, jika kelak menemukan burung lain, selalu ada kemungkinan akan berganti selera. Lagi pula, hal itu sah sah saja bukan?

Salam. Bahagialah selalu...

Mhd Wahyu NZ © mwahyunz.id

Tinggalkan Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas