Jika saat ini disebutkan nama Putri Ariani, sudah pasti teramat banyak yang sangat mengetahui. Tampil dan baru saja dinyatakan memasuki babak final AGT, tampil dalam acara kenegaraan, HUT ke-78 Republik Indonesia, dll. Pendek kata, sudah banyak yang tahu. Bahkan jelas, orang lain lebih tahu.
Hanya saja, ini memang gegara Putri Ariani. Namun bukan tentang penampilannya di AGT, yang sudah pasti mengundang decak kagum dan salut padanya. Atau tentang hal lain yang sedang booming. Ini tentang nyaris sehari bersama Putri. Sehingga pada akhirnya hanya bisa berkata, “Putri, kamu terlalu …”
Penyebabnya, sebuah video yang sebetulnya tidak sengaja terlihat, kemudian ditonton. Video ketika Putri Ariani membawakan lagu milik Lady Gaga, I’ll Never Love Again. Sebuah video yang mulai ditayangkan pada Desember 2019, hampir 4 (empat) tahun lalu. Jika Putri saat ini berusia 17 tahun, maka saat itu dia baru berusia 13 tahun. Kalau seusia itu, rerata ya baru duduk di tingkat SMP.
Ini bukan soal kemampuan Putri untuk menyanyi, yang memang sangat bagus. Tapi seusia itu, waktu itu, membawakan lagu itu, selain dengan sangat baik, pada bagian akhir Putri sendiri menangis. Ya, menangis. Emosi yang larut dalam lagu yang dibawakan. Banyak juga yang berkomentar di video tersebut, mereka juga terhanyut.
Pertanyaannya, perasaan apa yang dimiliki Putri ketika menyanyikannya? Pengalaman batin apa yang pernah dialami sehingga begitu hanyut dan mendalam? Untuk anak berusia 13 tahun dengan lirik lagu yang jika dimaknai secara harfiah mungkin tidak untuk anak seusianya. Atau, bisa jadi Putri mendalami emosi dalam lagu tersebut dengan cara tertentu yang orang lain tidak tahu. Memang dibuat penasaran jadinya.
Karena itulah, selain memang karena Putri bernyanyi dengan sangat bagus. Jadilah seharian bolak balik mendengarkan Putri membawakan lagu itu. Seolah menjadi sehari bersama Putri Ariani, yang tentu saja melalui suaranya. Namun jujur saja, ketika memaknai beberapa penggalan liriknya dengan cara berbeda, dan cenderung transenden, air mata ini juga menetes, seolah mengalirkan sesal. Karena “merasa begitu jauh”.
Putri, kamu terlalu … dan terima kasih.