Perlukah perpisahan siswa sekolah di laksanakan di hotel?

Bagaimana argumentasi rasionalnya sehingga membuat acara perpisahan sekolah tersebut harus dilaksanakan di hotel?

Perpisahan Sekolah di Hotel, Perlukah?

Saat membaca judul catatan ini, maka sudah jelas diketahui, bahwa ini memang tentang acara perpisahan siswa sekolah yang dilaksanakan di hotel. Berapa pun bintang hotelnya. Selain itu, hal ini juga menjadi sedikit bahan perbincangan oleh sementara kalangan. Meski secara sangat terbatas. Sikap orang tua juga terbagi menjadi pro dan kontra. Meski yang kontra cenderung diam dan sembunyi-sembunyi.

Mengapa ingin membuat catatan ini sekarang?

Karena begitu terbangun dari tidur beberapa waktu tadi, ± lewat 15 menit dari pukul tiga dini hari, tiba-tiba saja teringat cerita bahwa ada sekolah yang merencanakan melaksanakan perpisahan bagi siswanya pada tahun 2025 mendatang di sebuah hotel. Untuk itu, akan diperlukan biaya lebih dari 1 juta rupiah per siswa, yang harus dibayarkan oleh -tentu saja- orang tua siswa. Ini untuk tingkat sekolah dasar!

Saat mendengar cerita itu, tak banyak reaksi yang ditunjukkan. Hanya berusaha mencerna sekaligus secara spontan jadi menghitung. Sebab untuk soal bikin acara di hotel, sudah entah berapa kali kulakukan dengan format acara yang berbeda-beda, bahkan jauh lebih kompleks dari pada sekadar acara perpisahan. Namun itu adalah respons spontan dan teknis. Malam ini sudah berbeda. Tidak lagi soal teknis seperti itu.

Malam ini, selama beberapa waktu mencoba mencari jawaban dari sebuah pertanyaan sederhana, “Bagaimana argumentasi rasionalnya sehingga membuat acara perpisahan sekolah tersebut harus dilaksanakan di hotel, apalah lagi harus membebani orang tua dengan biaya yang tidak sedikit?”

Tentu saja, untuk mencoba menjawab sendiri pertanyaan tersebut, saya harus menjawab pertanyaan lain sebagai pendahuluan. Misalnya, apa sih sebenarnya perpisahan itu? Adakah nilai/pesan yang ingin disampaikan/diberikan dalam sebuah acara perpisahan sekolah? Bahkan sebuah pertanyaan yang paling mendasar, memangnya wajib itu acara perpisahan? dll.

Berbagai pertanyaan semacam itu sudah biasa bahkan harus diajukan dan terjawab ketika menyusun/membuat sebuah acara atau kegiatan. Itu merupakan langkah awal untuk menyusun suatu konsep kegiatan. Hal-hal teknis seperti waktu, lokasi, bentuk acara, dll. hanyalah turunan dari itu semua.

Terus terang, ketika coba memikirkan selama beberapa waktu, harus diakui bahwa saya gagal menemukan basis argumentasi yang cukup kuat untuk menjawab mengapa acara perpisahan sekolah perlu atau harus dilaksanakan di hotel. Argumentasi yang dapat saya pikirkan mengapa di hotel adalah sebatas kemudahan teknis. Itu bukan sebuah basis argumentasi yang kuat.

Memang cukup mudah. Sebab hitungannya begini, hanya dengan Rp125.000,- per orang/pax (dengan asumsi rerata harga paket half day meeting), maka harga itu sudah termasuk konsumsi snack dan makanan utama. Selain itu juga sudah bisa menggunakan ruangan beserta seluruh perangkat meja kursinya, sound system, panggung, dll. Panitia perpisahan tidak perlu ribet memikirkan itu semua. Tinggal selesaikan persoalan tambahan lain yang bahkan mungkin tidak perlu.

Namun sekali lagi, itu tidak cukup kuat menjadi alasan mengapa harus dilaksanakan di hotel. Belum lagi jika dikaitkan dengan masalah biaya sebagaimana cerita yang saya dapatkan beberapa waktu lalu. Orang tua mungkin diam. Namun harus dipikirkan secara bijaksana, ini bukan soal mampu atau tidak mampu, melainkan perlu atau tidak perlu, dan berbagai hal mendasar lainnya.

Selain itu juga perlu diingat, bahwa saat seorang siswa menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, apalagi tingkat SD dan SMP, masih harus mempersiapkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Lulus SD akan ke SMP, lulus SMP akan ke SMA, lulus SMA akan ke perguruan tinggi. Itu juga perlu biaya, bahkan jauh lebih perlu.

Langsung saja ke kesimpulan. Pada akhirnya, saya memilih sependapat dengan kebijakan beberapa daerah. Ya, saya berharap Pemerintah Kota Banjarbaru melarang sekolah melaksanakan kegiatan perpisahan sekolah di hotel yang sangat tidak substansial dan minim manfaat itu, bahkan mungkin lebih dekat kepada kemubaziran.

Karena Pemko hanya mengurusi tingkat SD/SMP/Sederajat, maka harapan yang sama juga disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel yang mengurusi SMA/Sederajat. Tapi ada kebijakan yang bisa diambil oleh Pemko, dan itu akan berakibat untuk seluruh tingkatan, yakni melarang hotel di Banjarbaru menerima pelaksanaan kegiatan perpisahan sekolah, apa pun namanya.

Sementara, diucapkan selamat jelang subuh. Banjarbaru saat ini cukup gerah. Saat ini suhu di termometer dinding menunjukkan angka 30°C. Selain itu, silakan jika ada yang punya pikiran berbeda. Saya harus memikirkan hal lain, menu sarapan hari Ahad ini, dan Ketupat Kandangan sepertinya menarik.

Salam. Bahagialah selalu...

Mhd Wahyu NZ © mwahyunz.id

1 komentar pada “Perpisahan Sekolah di Hotel, Perlukah?”

Tinggalkan Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas