Terhitung sejak harus masuk IGD di RSD Idaman dan kemudian harus menjalani rawat inap selama beberapa waktu lalu, praktis saya sama sekali tidak pernah lagi menghisap rokok barang sebatang. Itu dihentikan begitu saja, secara mendadak. Padahal dapat dikatakan sebagai perokok sangat aktif, sehari itu ±50 batang habis dihisap. Sampai suatu ketika…
Pada suatu hari, Mama membuka pintu kamar, dan aku sedang asyik di depan monitor komputer. Mama kemudian tiba-tiba berucap,”Lho, merokok lagi?”. Belum lagi turun rasa kagetku, mama melanjutkan sambil memanggil Abah yang sedang di ruang belakang, “Baaah… coba ini lihat, Wahyu merokok lagi.”
Tapi kali ini rasa kaget sudah mulai turun, kaki juga. Karena kaki suka sekali naik ke atas dan ditimpakan ke gagang pintu lemari. Karenanya bisa memberikan penjelasan kepada Mama, “Bukan, Ma. Bukan merokok. Ini lagi coba Divine Cigarette.” Kali ini Mama agak diam, mungkin menunggu penjelasan lebih lanjut, sebab itulah kulanjutkan, “Divine cigarette, buat terapi, beli dari Malang.”
Tiba-tiba saja Mama kembali bersuara, masih sambil memanggil Abah, “Bah, ini si Wahyu pakai rokok yang dipakai dokter ****** di Malang dulu.” Gubrak! Rasa kaget yang tadinya sudah turun, kembali naik. Ternyata Mama tahu, dan bahkan lebih tahu. Mama dan Abah bahkan ternyata pernah ke tempatnya di Malang. Mama juga bercerita tentang beberapa hal terkait.
Ingatlah! Sampai kapan pun seorang lelaki akan selalu menjadi anak ibunya! Sebab itulah ketika mendengar Mama bercerita sampai lengkap, perasaan jadi tenang. Itu karena sudah yakin tidak akan dimarah oleh Mama. 😆
Pengalaman Memakai Divine Cigarette Tetes
Divine Cigarette adalah terapi menggunakan tembakau yang dikembangkan oleh Dr. Gretha Zahar dan Prof. Sutiman Bambang Sumitro, yang kemudian mengelola klinik Rumah Sehat di Malang bersama dr. Saraswati.
Untungnya aku juga kenal secara pribadi dengan Prof. Sutiman Bambang Sumitro, seorang ahli biologi molekuler Indonesia, Guru Besar di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Pernah nongkrong juga di rumah beliau.
Dulu sekali, pernah mendengar langsung Pak Sutiman bercerita sedang mengembangkan sebuah filter rokok, yang digunakan sebagai pengganti filter rokok yang ada dalam rokok di pasaran. Filter itu berfungsi menyaring partikel-partikel jahat akibat pembakaran rokok. Demikian ringkasnya seingatnya.
Sempat juga mendapatkan sampelnya, dan mencoba. Namun ternyata repot sekali mengganti filter rokok yang sudah ada. Mungkin karena tidak lihai. Namun menjadi lain, ketika teringat pada perkembangannya sudah ada divine cigarette dalam bentuk tetes.
Penggunaan Divine Cigarette dalam bentuk tetes sangat mudah. Cukup teteskan cairan Divine Cigarette pada filter rokok. Setelah itu terserah, mau rokoknya dihisap atau dipandangi saja juga boleh. Tapi kalau cuma dipandangi saja ya jadi mubazir dan tidak sesuai tujuan pembelian 😉
Divine Cigarette tetes yang kemudian biasa dibeli adalah jenis RDB Divine dan RDE Divine. Jenis RDB bertujuan untuk melakukan detoksifikasi, untuk membuang residu rokok yang selama ini dihisap. Sementara jenis RDE berfungsi untuk melancarkan peredaran darah ke jantung dan otak. Demikian menurut penjelasan dari Rumah Sehat Malang.
Entah ada hubungan atau tidak, setelah dua hari menggunakan RDB, saya merasa mual dan sempat sedikit muntah. Kata seorang kawan, mual dan muntah adalah hal umum dalam detoksifikasi. Selain itu, rasa rokok setelah menggunakan Divine Cigarette tetes ini juga menjadi berbeda, menjadi hambar. Hal ini juga dirasakan oleh beberapa orang kawan yang kuminta coba untuk merasakannya.
Selain itu, setelah mencoba menggunakan Divine Cigarette tetes sejak 24 Mei 2021 lalu, rasa kesemutan yang biasa masih terasa di bagian tubuh sebelah kiri, khususnya pada tangan dan kaki, sudah sangat jauh berkurang. Kadang malah tidak terasa, walau memang sesekali muncul dan terasa. Ini dengan tidak lagi mengkonsumsi obat²an yang diresepkan dokter.
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh seorang kenalan, yang kebetulan pernah mengalami hal yang sama, stroke ringan. Setelah kuberikan dua botol Divine Cigarette tetes untuk dicoba, beliau juga menyatakan ada perubahan. Wallahu a’lam apakah ada hubungannya atau tidak. Tapi itulah adanya.
Mencoba menggunakan Divine Cigarette tetes ini pada dasarnya adalah alternatif dari tujuan awal, yakni ingin terapi langsung ke Rumah Sehat di Malang. Namun dengan memperhatikan kondisi pandemi saat ini, terpaksa niat tersebut ditunda sampai kondisi yang memungkinkan untuk pergi ke Malang.
Demikianlah pengalaman mencoba menggunakan Divine Cigarette tetes. Sehingga sampai dengan saat ini, setiap bulan saya selalu memesan/membeli dari Rumah Sehat Malang.
DISCLAIMER:
- Catatan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan merokok. Bahkan saya secara tegas menyarankan untuk jangan pernah mencoba memulai merokok bagi yang belum. Sebab kadang merokok juga macam jatuh cinta. Begitu kena, susah lepasnya.
- Catatan ini bukanlah sebuah ulasan/informasi medis, melainkan hanya catatan pengalaman penggunaan produk Divine Cigarette Tetes, dan sesuatu yang dirasakan setelahnya.
- Saya tidak bisa memberikan jaminan efek yang sama akan dirasakan oleh orang lain. Pengalaman ini bersifat sangat personal. Ingatlah, lebih baik dan lebih penting mencegah dari pada harus mengobati.
Dimana alamat beli online tetets divine
Yg original dan cara pemakaian yg benar bagaimana
Bisa visit https://id.shp.ee/LwQioAV . Rokok biasanya ada filter. Di Filter rokok ini diberi 1tetes kecil. Lalu dirokok biasa, asap semula berukuran mikro, berubah jadi nanosmoke peluruh radikal bebas, sampah di badan yang menyebabkan penyakit
Dimana alamat beli online tetes divine
Yg original dan cara pemakaian yg benar bagaimana
https://tokopedia.link/YhaDO75JRMb bisa beli di Divine.shop di Tokopedia
Dimana alamat beli online tetes divine yg ori
Kebetulan tidak pernah membeli secara online. Melainkan langsung pesan dari Kota Malang.