Terima kasih kepada kalian yang beberapa hari ini sudah turun ke jalan!
Saat ini ternyata memang sudah tidak ada pilihan lain. Jalanan sudah menjadi pilihan yang tersisa untuk menjawab apa yang telah dipertontonkan oleh DPR RI. Sebuah lembaga yang seharusnya menjadi corong suara rakyat.
Bagiku, persoalannya bukan pada apakah proses revisi undang-undang Pilkada itu jadi atau ditunda atau batal dilakukan. Itu persoalan prosedural! Bagiku, mayoritas partai politik di DPR sudah mempertontonkan sebuah pertunjukan moral yang menjijikkan. Itu dilakukan sehari setelah Mahkamah Konstitusi menetapkan keputusannya. Begitu cepat. Sangat cepat.
Sangat dipahami jika ada sementara pihak yang mencoba untuk mereduksi persoalan ini menjadi persoalan partisan. Perlawanan rakyat dianggap sebagai bagian dari kelompok kepentingan tertentu, yakni mereka yang ‘diuntungkan’ oleh putusan MK. Suara-suara seperti ini adalah suara fabrikasi, yang kemudian diorkestrasi dengan menggunakan -utamanya- para buzzer.
Tidak! Sama sekali tidak ada urusan dengan siapa pun yang ingin atau berniat mencalonkan/dicalonkan dalam Pilkada mendatang. Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 tersebut setidaknya menghambat persekongkolan partai politik yang akan menjadikan rakyat sebatas objek dalam kalkulasi matematis penghitungan perolehan suara. Rakyat tidak lebih dari sekadar angka-angka rekapitulasi.
Memang DPR tidak salah secara hukum. Mereka berhak dan dapat melakukan apa yang pernah direncanakan untuk dilakukan. Namun ada yang lebih tinggi dari sekadar hukum. Ia bernama moral. Nyatanya, DPR telah memperlihatkan dirinya sendiri, bahwa mereka memang tidak cacat hukum, namun cacat moral.
Memperhatikan rekam jejak partai politik saat ini, maka tidak ada pilihan lain selain dari pada tidak percaya bahwa proses revisi tersebut memang telah dibatalkan. Sekali lagi, tidak ada pilihan lain kecuali tidak percaya. Satu-satunya jalan untuk memastikan adalah mengawal dari luar sistem dan memberikan tekanan ke dalam sistem. Tidak ada pilihan lain, saat ini jalanan adalah satu-satunya pilihan.
Karenanya sekali lagi, terima kasih kepada kalian yang sudah turun ke jalan!