Jumlah langkah yang masih belum mencapai target. Maklum masih pemanasan.

1171 Langkah Menuju Lontong

Dua kata kunci pagi ini adalah langkah dan lontong. Jika didefinisikan, langkah adalah gerakan kaki yang bisa ke depan, belakang, kanan, atau kiri. Sementara lontong bukanlah Lontong. Jika menggunakan huruf kapital, Lontong, mungkin sudah terasosiasi dengan Cak Lontong. Tapi lontong di sini ya… memang lontong yang itu, makan yang terbuat dari beras dibungkus dengan daun pisang, kemudian direbus sampai matang.

Korelasi antara keduanya adalah niat yang ingin kembali melakukan olah fisik. Agak sungkan menggunakan istilah olahraga. Merasa belum pantas. Harus diakui memang aktivitas yang melibatkan fisik terbanyak yang dilakukan pada setiap hari adalah duduk. Duduk biasa, menghadapi layar monitor. Sama sekali bukan duduk semacam yoga atau apa pun yang bertujuan untuk kebugaran atau kesehatan.

Sebab itulah merasa perlu untuk kembali mencoba melakukan sesuatu yang memiliki tujuan kebugaran raga. Tapi masih belum mampu melakukan sesuatu yang memerlukan daya yang tinggi. Karenanya jalan kaki menjadi pilihan yang paling rasional. Toh banyak alasan yang dapat digunakan untuk mendukung pilihan tersebut. Jalan kaki juga bagus.

Sudah beberapa kali pula dilakukan, namun tidak jauh. Maksudnya, tidak banyak langkah yang diambil. Targetnya adalah 5000 (lima ribu) langkah saja setiap kali jalan dengan santai/tenang. Lagi pula bukan lomba jalan cepat. Sebelumnya ketika coba menghitung, berhasil mengumpulkan lebih dari 2000 (dua ribu) langkah. Tapi itu sudah terhitung bolak balik. Artinya, sudah terhitung mulai berangkat sampai datang kembali di rumah.

Khusus pagi ini, menghitungnya cuma separuh jalan saja. Jumlah yang diperoleh adalah 1171 (seribu seratus tujuh puluh satu) langkah. Jika diasumsikan sama untuk baliknya, maka akan memperoleh ±2342 langkah. Ternyata tidak berbeda jauh dengan sebelum-sebelumnya.

Kesimpulannya?

Ternyata jarak antara penjual bubur, aneka jajanan kue pagi hari, lontong, dan/atau nasi kuning itu lebih kurang saja. Kebetulan pagi ini pilihan jatuh kepada lontong. Untuk pergi menuju penjual lontong itu, ternyata perlu ±1171 langkah dari rumah. Walau pun perlu beberapa kali pengambilan data jumlah langkah agar didapatkan nilai rerata dengan validitas yang lebih tinggi.

Pelajaran moral sebagai bahan introspeksi pagi ini adalah, ternyata masih perlu mempertanyakan kepada diri sendiri, “Sebenarnya apa yang menjadi faktor utama dan lebih penting. Apakah makanannya, atau jalan kakinya?”

Ketika memikirkan hal tersebut, mendadak saja terlintas jawaban, bahwa “Itu masih lebih baik dari pada tidak bergerak sama sekali”. Begitu katanya. Mungkin saja itu sebuah apologi. Tapi tampaknya dapat diterima.

Salam. Bahagialah selalu...

Mhd Wahyu NZ © mwahyunz.id

Tinggalkan Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas