Sungguh, saya bukanlah orang yang mengerti tentang pepohonan atau tumbuhan lain secara umum maupun khusus. Mungkin hanya satu hal yang dapat saya pastikan, bahwa saya senang melihat lingkungan yang hijau, ataupun berwarna-warni karena bunga.
Kemarin, 9 Januari 2013 di Banjarbaru (dan beberapa daerah lain di Kalsel) angin kencang mendadak datang bawa bencana. Banyak bangunan rusak, baliho rubuh dan dalam kaitannya dengan tulisan ini adalah banyaknya pohon yang tumbang.

Karena ketidaktahuan saya soal pepohonan, saya hanya terpikir beberapa hal yang mungkin sangat sederhana dan mendasar.
Mungkin ada baiknya di Kota Banjarbaru ini (khususnya, karena jadi tempat tinggal saya), dilakukan evaluasi tentang pepohonan yang menghiasi seluruh kota. Apakah itu masih layak ataupun sudah sangat tua.
Sehingga mungkin saja diperlukan peremajaan pepohonan, selain untuk penghijauan kota, tentu juga untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan keindahan kota. Tentu sekali banyak ahli yang bisa dimintakan pendapatnya tentang jenis pepohonan yang layak untuk ditanam. Pohon yang indah sekaligus kuat dan rindang.
Saya hanya tidak ingin, syair lagu milik Prambors Band dulu itu jadi kenyataan yang suatu saat nanti akan terus melekat di Banjarbaru: “tiada pohon yang rindang, tempat berteduh diri, air mata pun kering, suara hati pun membisu, saat itu… kemarau yang datang“.
* Sumber Foto: Banjarbaru Dalam Lensa & koleksi pribadi


Tinggalkan sebuah Komentar