Ilustrasi pengantaran paket oleh kurir. (Foto: Canva)

Kurir Paket Palsu

“Pakeeet!”, demikian suara yang mungkin sudah jamak terdengar akhir-akhir ini. Terutama setelah maraknya belanja daring melalui berbagai platform. Sumber suara sudah pasti adalah seorang kurir. Teriakan tersebut untuk memberitahukan kepada penghuni rumah, bahwa barangnya telah tiba.

Tapi ±3 hari lalu, ada kejadian yang berbeda di rumah ini. Soal teriakannya sih sama. Hanya akhirnya yang berbeda. Bukannya pesanan yang datang, melainkan sesuatu yang justru dapat membuat jengkel.

“Pakeeet!”, begitu suara yang terdengar dari depan rumah. Sebagaimana biasa, sebelum buka pintu, dilihat terlebih dahulu melalui jendela. Sebab biasanya kurir yang mengantarkan paket ke tetangga, suaranya juga bisa terasa di depan rumah sendiri. Setelah dilihat memang ada orang di depan rumah, barulah pintu dibuka.

Hanya saja tempo hari itu ada sedikit keanehan. Karena yang datang ada dua orang anak muda dan tidak terlihat adanya motor yang biasanya membawa tas atau keranjang paket yang terikat di joknya. Sangat mungkin mereka jalan kaki. Tapi masa iya mengantarkan paket ke banyak tujuan hanya dengan berjalan kaki? Luar biasa sekali kalau memang seperti itu. Bulan puasa pula.

Baiklah, pintu dibuka saja, siapa tahu memang benar mengantarkan paket. Mungkin motornya sedang berhenti dan parkir di posisi lain yang tidak terlihat. Mungkin salah satu di antaranya adalah anak muda yang sedang on job training, sedang latihan mengantarkan paket karena baru bergabung di perusahaan ekspedisi.

Begitu pintu dibuka, dan mereka tahu, lalu saling menatap, ternyata apa yang kemudian disampaikan berbeda. Kalau kurir yang mengantarkan paket biasanya segera menyebutkan nama penerima, untuk memastikan tujuannya benar. Salah seorang dari anak muda itu malah bersuara, “Permisi, sumbangan…”.

Wah, modus baru ini! Berteriak paket, ternyata meminta sumbangan. Keperluan sumbangan yang tidak jelas pula. Apa yang jelas hanyalah telah menggunakan cara yang tidak baik, yakni berbohong atau lebih keras lagi, menipu. Selain itu, juga jelas telah bikin dongkol.

Ternyata, selain adanya modus belanja palsu, paket yang datang tanpa pernah dibeli namun kemudian dipaksa membayar, pun ada modus kurir palsu. Tapi setidaknya, kepalsuan seperti ini lebih mudah dipecahkan dan menjadi terang benderang dari pada kasus dugaan ijazah palsu.

Salam.

Mhd Wahyu NZ

Ikuti » Kanal Telegram

Tinggalkan sebuah Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir Ke Atas