Ketika Banyak Ditawari Uang

Sebetulnya agak bingung saat ingin menuliskan judul catatan ini, apakah menggunakan frase banyak uang, atau uang banyak. Tapi ya sebagaimana bisa terbaca, kemudian tidak ada yang dipilih. Justru kedua kata itu kemudian terpisah. Karena memang ini tentang saat ditawari uang, yang banyak adalah penawarannya. Sementara sedikit atau banyak dalam jumlah uang adalah relatif.

Penawaran itu kadang datang tiap hari. Bisa juga berselang hari. Terlepas dari soal waktu, hal yang sama adalah memang menyebalkan. Mau dikasih uang oleh orang yang jelas dikenal saja belum tentu mau menerima, karena takut dan tidak tahu sumbernya. Takut menjadi darah dan daging, jika ternyata asal-usul uangnya tidak halal.

Tawaran dana melalui sms spam

Apalah lagi tawaran uang yang datang bertubi-tubi melalui layanan SMS atau pesan singkat. Wah ini semakin tidak jelas. Walau ada juga dari bank yang sudah jelas banknya, kantornya pun ada di Banjarbaru sini. Selain dari itu, terbaca beberapa nama pengirim yang menggunakan kata bank.

Apakah itu memang bank atau bukan, entahlah. Karena memang tidak mengikuti dunia perbankan dengan baik dan benar. Jika bank, apakah sama dengan bank pada umumnya, baik konvensional atau syariah, juga entah.

Kemudian sebagian dari yang membaca catatan ini akan terbit pertanyaan dalam benaknya, memangnya zaman sekarang ini masih menggunakan SMS? Maka tentu saja akan kujawab, ya! Masih!

Asalinya nomor telepon itu ya buat telepon, lalu kemudian SMS. Tidak perlu koneksi internet untuk menggunakan keduanya. Sementara pernah saja ada kejadian seseorang yang bilang tidak punya nomor telepon, adanya nomor WhatsApp. Nah, justru orang yang model begini ini yang ngawur.

Tapi yang jelas, masih atau tidak lagi menggunakan SMS, tetap saja ada kemungkinan menerima pesan singkat berupa iklan-iklan seperti itu. Dengan catatan, nomornya masih aktif.

Terlepas dari itu semua, terlepas dari penawaran melalui SMS iklan atau cara lainnya, perkara uang ini memang bisa menjadi gampang-gampang mudah, atau bisa juga mudah tapi sulit, atau mungkin memang sulit. Tergantung kepada cara pandang dan nilai yang dianut oleh setiap pribadi, pun kebutuhan. Ada yang mengedepankan idealisme, ada pula sebaliknya.

Dulu, aku termasuk yang meyakini bahwa uang mampu merubah seseorang. Sekarang tidak lagi. Sekarang aku meyakini bahwa uang akan menunjukkan aslinya seseorang.

Salam.

Mhd Wahyu NZ

Ikuti » Kanal Telegram

Tinggalkan sebuah Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir Ke Atas