Karakter yang disebut bernama Ernesto, tukang kayu berusia 54 tahun dan tampil di AGT adalah hasil AI.

Ernesto, AI yang Masih Menunggu?

Jika akhir-akhir ini ada yang mendengarkan sebuah lagu dengan penggalan lirik sebagai berikut, “I’m still waiting at the door. Where your footsteps touch the floor. Even pain begin to fade. But the love, it always stayed. Still alone, still afraid“, maka mungkin ia tidak sendiri. Memang banyak beredar dan berkomentar, memang viral.

Tidak sedikit komentar yang menjelaskan, bahwa yang menyanyi tersebut bernama Ernesto, tukang kayu berusia 54 tahun dan telah ditinggalkan oleh keluarganya. Ia menjadi peserta America’s Got Talent (AGT), dan membawakan lagu itu dipanggung AGT. Pernah pula terbaca komentar yang yakin itu adalah asli.

Karena penasaran, akhirnya berusaha mencari tahu. Ternyata yang didapatkan adalah, bahwa video terlama lagu itu yang ditemukan adalah memang ‘seolah’ itu dari ajang AGT. Tapi yang kurang banyak tontonannya memang tidak akan bisa membedakan antara AGT dan BGT, Britain’s Got Talent. Itu baru perkara klip yang dipergunakan. Itu pun disampaikan dalam deskripsi video, dan kasat mata.

Paling penting, dalam deskripsi juga jelas disampaikan bahwa:

Video ini berisi konten yang dibuat dan diedit menggunakan Kecerdasan Buatan (AI). Beberapa visual dan audio telah diubah atau disempurnakan menggunakan alat bantu AI. Skenario yang disajikan adalah fiksi dan dimaksudkan hanya untuk hiburan atau tujuan ilustrasi. Ini bukan rekaman nyata dan tidak boleh ditafsirkan sebagai fakta.

Beberapa klip dan audio asli yang digunakan dalam video ini bersumber dari konten yang tersedia untuk umum dari America’s Got Talent, Britain’s Got Talent, dan The X Factor. Semua hak atas rekaman asli adalah milik pemiliknya masing-masing. Tidak ada pelanggaran hak cipta yang dimaksudkan—video ini merupakan karya transformatif yang disempurnakan dengan AI untuk tujuan hiburan saja.

Bahwa jika masih ada yang percaya bahwa video itu asli dan bukan AI, maka sudahlah. Mungkin itu sudah menjadi risiko kurang baca tapi banyak komentar.

Sementara soal musik dan lagunya sendiri, adalah persoalan yang berbeda. Lagu yang bahkan judulnya belum pasti ini, sepertinya dipastikan memang banyak yang menyukai. Easy listening dan sendu.

Apakah lagu ini juga sebagai hasil karya AI? Entah. Tidak benar-benar menelusurinya, hanya sambilan. Sampai saat ini tidak menemukan sumber pertama lagu ini, kecuali dari video itu. Jika mencermati deskripsi yang disampaikan dalam video, maka patut diduga bahwa lagu tersebut juga merupakan hasil karya AI.

Pada sisi lain, fenomena terkait “video Ernesto” tersebut mempertegas kekhawatiran yang dimiliki saat dulu pertama kali mengetahui perihal Deepfake. Menonton video demo teknologi Deepfake yang menggunakan Barack Obama sebagai contoh. Sangat mengkhawatirkan. Seseorang dapat menciptakan kecerdasan buatan, namun kejahatan selalu nyata. “Ernesto” sudah mengajarkan, siapa saja yang akan menjadi korban.

Salam.

Mhd Wahyu NZ

Ikuti » Kanal Telegram

Tinggalkan sebuah Komentar

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir Ke Atas